Seni Grafis

Daftar Isi

Seni Grafis

sangguru.my.id - Assalamualaikum selamat berjumpa kembali semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal afiat. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi pelajaran Seni Budaya untuk kelas 9 semester genap khususnya materi seni rupa yaitu Seni Grafis.

Pengertian Seni Grafis

Seni grafis adalah karya seni rupa dua dimensi yang dibuat menggunakan teknik cetak, sehingga memungkinkan untuk membuat karya dalam jumlah yang banyak. Seni grafis disebut juga dengan seni mencetak.

Grafis berasal dari bahasa Yunani, “graphein” yang bermakna menulis atau menggambar, dalam Bahasa Inggris, graph atau graphic yang mempunyai arti dapat membuat tulisan, lukisan dengan cara ditoreh ataupun digores. 

Seni cetak yang dimaksud berupa negatif film yang dapat menciptakan bentuk, gaya, warna, maupun ragam yang sama. Proses cetaknya yakni karya seni grafis yang dibuat di atas kertas, menggunakan teknik monotype, dan mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam jumlah yang banyak.

Seni grafis dibuat di atas permukaan plat (medium cetak), plat tersebut berupa papan kayu, logam, lembaran kaca akrilik, lembaran linoleum atau batu litografi. Seni grafis lainnya yang disebut dengan cetak saring menggunakan lembaran kain berpori (screen-printing) yang direntang pada sebuah kerangka. 

Mencetak adalah cara menggandakan gambar dengan alat cetak/acuan/klise. Klise tekniknya dengan cara menggores atau mencukil pada sekeping papan, logam, atau bahan lainnya seperti plat logam (kuningan atau aluminium). Hasil cetakan menunjukkan kreatifitas dan keterampilan pembuatnya. 

Hasil cukilan diolesi tinta dengan alat rol, kemudian setelah itu dilekatkan pada selembar kertas dan ditekan/press. Tinta dari acuan melekat pada kertas, inilah yang disebut dengan cetak grafis. 

Pembuatan Seni Grafis Berdasarkan Tekniknya 

Berdasarkan tekniknya pembuatan Seni Grafis dibagi menjadi 4 antara lain:

1. Cetak tinggi (relief/cukil)
Menggunakan klise/acuan/alat cetak yang akan menghasilkan gambar dari bagian-bagian yang menonjol atau timbul. Jika alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang timbul tersebut akan menerima tinta. Kemjudian apabila klise/alat cetaktersebut ditempelkan pada kertas dan kemudian diangkat, maka akan tampak gambar pada kertas. 

Salah satu contoh dari teknik cetak tinggi adalah stempel
Seni Grafis


2. Cetak dalam (intaglio print)
Menggunakan klise dalam, maksudnya bagian dalam yang menyerap tinta akan membekas pada kertas. Jenis-jenis cetak dalam yaitu : etsa, mezzo tint, drypoint, dan lain sebagainya. Cetak dalam dibuat menggunakan bahan cetakan dari aluminium atau bisa juga menggunakan kuningan yang permukaannya ditoreh sehingga menghasilkan goresan yang dalam. 

Tinta kemudian dituangkan, diratakan atau dirolkan pada bagian yang dalam tersebut. Kertas yang telah dilembapkan dengan air kemudian diletakkan di atasnya. Tinta akan melekat pada kertas dan terbentuklah gambar atau tulisan sesuai dengan yang diharapkan. Alat yang digunakan untuk menoreh bisa berupa pahat grafis, paku, jarum, burin, atau logam runcing.  

3. Cetak datar (Planography Print)
Menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara tinta dan air, memperbanyak hasil cetakan dengan media permukaan yang datar. Teknik ini telah ditemukan sejak abad ke-16 di Eropa. Klise cetak tersebut menggunakan batu cadas (limestone) biasa yang disebut lithography. 

Cetak datar bisa juga menggunakan lempengan logam (seng) untuk meringankan proses kerja. Planografi memiliki matrix permukaan tetap, hanya mendapat perlakuan khusus pada bagian tertentu untuk menciptakan image/gambar. Planografi meliputi : litografi, monotype, dan teknik digital salah satunya cetak offset. 

4. Cetak saring
Menggunakan layar (screen) yang mempunyai kerapatan serat tertentu, dikenal dengan sablon/senigrafi. Sablon banyak digunakan untuk mencetak tulisan/gambar pada permukaan datar, contohnya mencetak tulisan/gambar pada kertas, kaos, kain spanduk, undangan, plastik. Kain screen direntangkan dengan kuat supaya menghasilkan hasil cetakan yang datar.

Berikut ini merupakan contoh kaos sablon:

Seni Grafis

Alat dan Bahan yang digunakan pada teknik cetak tinggi yaitu : 
1.  Papan sebagai alas 
2.  Hardboard atau papan MDF 
3.  Tinta atau cat cetak offset 
4.  Kaos, kain, atau kertas 
5.  Cat pengering agar pengeringan lebih cepat (kalau ada) 
6.  Pensil  
7.  Gunting  
8.  Pisau cutter
9.  Woodcut
10. Roler/untuk meratakan warna
11. Pahat atau pencungkil kayu, digunakan untuk membentuk gambar pada plat/sebagai klise cetak

Proses membuat teknik cetak tinggi : 
1. Membuat sketsa pada plat cetak
2. Memindahkan ke plat meratakan dan ditoreh, bagian tinggi untuk bagian yang rendah
3. Proses memberi tinta dengan bantuan roler
4. Menggosok / meratakan dengan alat (sendok)/dipress dengan alat press (mesin press)
5. Buka pelan-pelan sambil dilihat apakah warna sudah rata
6. Hasil jadi sebuah karya seni cetak tinggi, berikut ini contoh gambarnya : 

Seni Grafis


Proses Membuat Cetak Saring
1. Kerangka screen
Bingkai yang terbuat dari kayu atau aluminium Screen (kain kasa) atau Monyl, merupakan kain berserat yang berfungsi membentuk gambar atau tulisan pada benda yang akan disablon.
 
Berikut contoh screen monyl : 

Screen Sablon


2. Meja cetak
Sebagai alas/tempat untuk melakukan penyablonan

Meja Sablon


3. Rakel
Digunakan untuk meratakan tinta di screen. 
Berikut contoh rakel:

Rakel

4. Obat sablon
Emulsi (sensitizer). Berikut contohnya : 

Emulsi (sensitizer)

5. Cat dan sari warna sablon.
Berikut contohnya : 

Cat Sablon

Proses Pembuatan Klise (film negative) : 
Bahan yang digunakan harus transparan, supaya saat penyinaran (pengeksposan) bagian yang tidak tembus oleh tinta akan terkena sinar secara utuh. Adapun bahan yang digunakan adalah kertas kalkir, film, dan mika film. 

Teknik membuat klise (film negative) : 
1. Langsung pada screen : setelah screen (kain kasa) diberi tulisan atau gambar/corak, area yang diinginkan tidak tembus oleh tinta diberi emulsi yang dicampur dengan sensitizer kemudian dijemur/penyinaran, setelah kering siap digunakan mencetak 

2. Negatif film : menggunakan kertas kalkir (transparan) atau kertas biasa yang sudah digambar kemudian dilumuri dengan minyak goreng/minyak tanah lalu dikeringkan sehingga menjadi transparan 

3. Proses afdruk/pengekposan : memindahkan gambar berupa selembaran kertas yang akan menjadi model/desain ke screen dengan bantuan emulsi sablon. Tahap pembuatan afdruk yaitu Pelapisan (coating), Pengeringan awal, Penyinaran screen ke panas matahari atau lampu neon, Pembuatan klise, dan Pengeringan akhir

4. Proses Mencetak : screen kering yang telah melalui pengekposan gambar siap untuk dicetak. Letakan kertas atau media yang akan dicetak, Tuang warna yang diinginkan dan ratakan dengan rakel. Proses cetak saring selesai. Berikut contoh menyablon cetak saring : 
Sablon











Posting Komentar